Beberapa hari yang lalu, saya sebagai motivator senang sekali. Saat itu saya lagi perlu propolis terbaik dan tahu-tahu seorang inspirator memberikan itu kepada saya. Dari luar negeri pula. Alhamdulillah.
Kali ini kita akan bicara soal ridha. Dengan segala kerendahan hati, izinkan saya flashback sejenak ke tahun 2013. Awal 2013 membawa hikmat dan nikmat tersendiri bagi saya. Hampir sebulan, alhamdulillah saya diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk travelling ke 4 benua. Ditutup dengan seminar motivasi 7 Keajaiban Rezeki di New York dan Washington, Amerika. Nah, selama perjalanan saya sempat berpikir ulang tentang ridha.
Menurut saya, ini penting. Amat penting. Ridha dengan segala keputusan-Nya, percayalah, itu akan mendamaikan hati dan mendekatkan impian. Sebaliknya, kalau kita tidak ridha, itu hanya akan membuat hati kecewa dan impian menjauh. Sungguh. Yah, silakan saja punya impian. Itu sih harus. Tapi, jangan sampai kita mendikte dan mengatur-ngatur Yang Maha Kuasa.
Sewaktu saya mengurus visa ke Amerika, ternyata prosesnya sedikit ribet. Tahu sendirilah, kedutaan Amerika kan lebih ketat dibanding kedutaan-kedutaan yang lain. Waktu itu saya cuma berdoa dalam hati, “Ya Allah, teman-teman di Amerika ingin mengundangku. Dan itu pula keinginanku. Tapi ini kalau Engkau ridha. Kalau Engkau tidak ridha, tidak jadi pun, yah nggak apa-apa. Apa saja yang terbaik menurut-Mu ya Allah.”
Dan ketika ditanya macam-macam oleh petugas kedutaan dan imigrasi, saya kembali berdoa “Ya Allah, tanamkan rasa gentarku dan rasa harapku hanya kepada-Mu. Bukan kepada makhluk atau apapun.” Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Dalam artian, tiada kendala yang berarti. Bahkan saya dicurahi sederet nice surprise selama berada di sana. Misalnya, usai seminar di New York, saya diajak tokoh muslim, Shamsi Ali, untuk siaran langsung di stasiun televisi dan disimak di berbagai negara. Sedangkan seminar di Washington diliput oleh Voice of America (VOA).
Subhanallah, tidak pernah saya pikirkan, tapi Allah berikan! Mungkin ini buah dari ridha! Selang beberapa bulan, saya kembali ke Amerika bersama istri, tepatnya di Texas dan Los Angeles, diundang oleh ICMI Amerika.
Dan ada satu hal yang perlu diluruskan. Begini. Kalau mau ngeyel dan ngotot, yah dalam action. Di hati mestinya selalu ridha dengan segala keputusan-Nya, entah nantinya tercapai atau tidak. Sewaktu mau bertemu Richard Branson (Virgin) dan Yusuf Qardhawi (ulama), saya juga berdoa begitu. Saya berusaha ridha dengan segala keputusan-Nya, entah nantinya jadi atau tidak. Alhamdulillah, ternyata jadi. Namun seandainya tidak jadi, yah tetap saja alhamdulillah.
Sekali lagi, ridha dengan segala keputusan-Nya, itu akan mendamaikan hati dan mendekatkan impian. Jadi, mulai sekarang, berhentilah mendikte dan mengatur-ngatur Yang Maha Kuasa.